Abiya Doktor
Sosok Intelektuan Pembaruan
Pendidikan Islam
AbiyaDoktor lahir pada era 70-an, tepatnya tanggal 07 Oktober 1973. Dalam perspektif pendidikan, dekade 70-an merupak titik awal kebangkitan Pendidikan integratif di Indonesia, Pemerintah Orde Baru mulai menyadari bahwa lembaga pendidikan agama tidak bisa dipandang sebelah mata seperti yang selama itu mereka lakukan. Lembaga pendidikan Islam seprti Madrasah, Dayah, Pondok Pesantren harus dikembangkan dalam rangka pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan. Kebijakan ini secara lebih kuat tercermin dalam komitmen orde baru untuk menyelenggarakan pendidikan agama sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Pendidikan Nasional. Selain melanjutkan dan memprkuat kebijakan Orde Lama, pemerintah Orde Baru pada tahun 70-an mulai memikirkan kemungkinan mengintegrasikan madarsah kedalam Sistem Pendidikan Nasional. Usaha menuju kearah ini agaknya tidak sederhana karena secara kontitusional pendidikan nasional masih diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 jo. Nomor 12 tahun 1954 yang mengabaikan pendidikan madrasah. Apa yang bisa dilakukan pemerintah pada tahap ini memperkuat struktur lembaga pendidikan Islam, baik dalam jenjang maupun kurikulumnya sehingga lulusannya memperoleh pengakuan yang sama dengan lulusan sekolah dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di sekolah yang dikelola Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk tujuan ini dikeluarkan kebijakan berupa Keputusan Bersama Tiga Menteri pada tahun 1974 tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah.
Dalam perspektif ekonomi dekade 70-an merupakan era kegemilangan Secara umum. Terpuruknya perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an membawa perubahan pemikiran ekonomi secara fundamental yaitu dari bentuk pereknomian yang relativ tertutup dan sangat nasionalis, menjadi perekonomian yang terbuka terhadap masuknya modal asing dan pinjaman luar negeri secara deras. Momentum perubahan tersebut ditandai dengan berlakunya undang-undang Penananaman Modal Asing pada tahun 1967 dan diperkenalkanya system aggaran berimbang. Sepanjang periode 1966-1982, yang merupakan paruh pertama kekuasaan orde baru, dibawah kepemimpinan presiden Soeharto, telah terjadi berbagai perkembangan pemikiran dan kebijakan ekonomi secara pesat. Dalam masa tersebut, terlihat dua macam pemikiran ekonomi yang bertolak belakang namun berjalan secara bersamaan. Kelompok pemikiran pertama adalah kelompok yang mendorong kepada peran Negara yang besar atas nama kesejahteraan rakyat dan dicerminkan dengan berbagai alokasi dana terhadap program pembangunan desa dan pembanguan social berupa pendidikan dan kesehatan. Kelompok pemikiran ekonomi kedua, adalah kelompok yang mendukung adanya liberalisasi perekonomian dengan membuka aliran modal dan pasar seluas-luasnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam rangka pemulihan Makroekonomi nasional.
Dalam perspektif politik dekade 70-an, dikenal dengan tahun “harapan”. Setelah Orde Baru dikukuhkan dalam sebuah sidang MPRS yang berlangsung pada Juni-Juli 1966. Harapan pun banyak dimunculkan dari sejak orde baru berkuasa, mulai dari konsistensinya menumpas pemberotakan PKI, hingga meningkatkan taraf hidup bangsa dengan Program pembangunan yang dikenal PELITA. Pada masa Orde Baru pula pemerintahan menekankan stabilitas nasional dalam program politiknya dan untuk mencapai stabilitas nasional terlebih dahulu diawali dengan apa yang disebut dengan konsensus nasional. Ada dua macam konsensus nasional yang dijalankan orde baru: Pertama, berwujud kebulatan tekad pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Konsensus pertama ini disebut juga dengan konsensus utama. Kedua, konsensus mengenai cara-cara melaksanakan konsensus utama. Artinya, konsensus kedua lahir sebagai lanjutan dari konsensus utama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Konsensus kedua lahir antara pemerintah dan partai-partai politik dan masyarakat. Pada awal kehadirannya, orde baru memulai langkah pemeritahannya dengan langgam libertarian. Seperti telah dikemukakan, obsesi orde baru sejak awal adalah membangun stabilitas nasinal dalam rangka melindungi kelancaran pembangunan ekonomi. Hal pertama yang dapat terlihat guna menjalankan kekuasaan adalah dengan menambahkan kekuatan TNI dan Polri didalam berbagi bidang kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara memasukkan kedua pilar ini ke dalam keanggotaan MPR/DPR. Tampilnya militer di pentas poitik bukan untuk pertama kali, sebab sebelum itu militer sudah teribat dalam politik praktis sejalan dengan kegiatan ekonomi menyusul dengan diluncurkannya konsep dwifungsi ABRI. Menghadapi pemilu 1971, Pemerintah membangun partai sendiri, yaitu Golongan karya. Sejak awal orde baru golkar sudah didesain untuk menjadi partai pemerintah yang diproyeksikan menjadi tangan sipil angkatan darat dalam pemilu, mulai saat itu orde baru memainkan perannya dalam membangun indonesia raya.
Dalam perspektif sosial budaya, dekade 70-an merupakan dekade restorasi, Pengarang berusaha melakukan eksperimen untuk mencoba batas-batas beberapa kemungkinan bentuk, baik prosa, puisi, maupun drama semakin tidak jelas. Misalnya, prosa dalam bentuk cerpen, pengarang sudah berani membuat cerpen dengan panjang 1-2 kalimat saja sehingga terlihat seperti bentuk sajak. Dalam bidang drama mereka mulia menulis dan mempertunjukkan drama yang absurd atau tidak masuk akal. Sedangkan dalam bidang puisi mulai ada puisi kontemporer atau puisi selindro. Periode 70-an telah memperlihatkan pembaharuan dalam berbagai bidang, antara lain; wawasan estetik, pandangan, sikap hidup, dan orientasi budaya. Para sastrawan tidak mengabaikan sesuatu yang bersifat tradisional bahkan berusahan untuk menjadikannya sebagai titik tolak dalam menghasilkan karya sastra modern. Konsepsi improvisasi dalam karya sastra dipahami oleh Putu Wijaya. Ia mengatakan bahwa sebuah nobel hanyalah cerita pendek yang disambung, sehingga yang penting muncul di dalam penulisan suatu karya sastra adalah faktor ketiba-tibaan. Sebuah novel, drama, atau cerita pendek ditulis didalam dadakan-dadakan karena pada saat menulis beragai ide yang datang dimasukkan ke dalam ide pokok. Unsur tiba-tiba seperti ini yang disebut dengan uncur improvisasi. Perkembangan sastra Indonesia periode 70-an maju pesat, karen banyak penerbitan yang muncul dan bebas menampilkan hasil karyanya dalam berbagai bentuk. Sutardji menampilkan corak baru dalam kesussastraan Indonesia di bidang puisi. Alasan tersebut menyebaban Sutardji dianggap salah satu tokoh periode 70-an dalam sastra Indonesia. Pada tahun 1979 Sutardji menerima hadiah sastra dari ASEAN.
Sementara itu di Aceh, dekade 70-an dikenal dengan tahun “Perjuangan” Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005. Operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya persetujuan perdamaian dan berakhirnya pemberontakan. Amnesty International merilis laporan Time To Face The Past pada April 2013 setelah pemerintah Indonesia dianggap gagal menjalankan kewajibannya sesuai perjanjian damai 2005. Laporan tersebut memperingatkan bahwa kekerasan baru akan terjadi jika masalah ini tidak diselesaikan. Kalau dilihat secara umum kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto, bersama dengan keluhan lain mendorong tokoh masyarakat Aceh Hasan di Tiro untuk membentuk Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 4 Desember 1976 dan mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Ancaman utama yang dianggap melatarbelakangi adalah terhadap praktik agama Islam yang konsisten masyarakat Aceh, budaya pemerintah Indonesia yang dianggap "neo-kolonial", dan meningkatnya jumlah migran dari pulau Jawa ke provinsi Aceh. Distribusi pendapatan yang tidak adil dari sumber daya alam substansial Aceh juga menjadi bahan perdebatan. Banyak pemimpin GAM dekade awal merupakan pemuda dan profesional berpendidikan tinggi yang merupakan anggota kelas ekonomi atas dan menengah masyarakat Aceh.
A. Silsilah Keluarga
AbiyaDoktor Adalah pemilik nama asli Dr. Teungku Saifullah, S.Ag, M.Pd, lahir pada hari minggu tanggal 07 Oktober 1973 M/10 Ramadhan 1393 H, Beliau merupakan anak dari Hajjah Saudah Ali dan Teungku Chik Muhammad Syiah Cutben Al-Qurawy. Saifullah merupakan nama yang diberikan oleh orang tua beliau. Nama tersebut terilhami dari sebuah mimpi orang tuanya (Chik Muhammad Syiah Cutben Al-Qurawy) pada malam kelahiran beliau, dimana orang tuanya bermimpi: “Pada malam itu terjatuhlah banyak pedang dari langit yang jumlah sebanyak tujuh pedang tepatnya dikepala Syekh Muhammad Syiah, salah satu dari tujuh pedang tersebut berhasil disambutnya dengan baik. Pedang dalam bahasa arab disebut “Saif” maka beliau diberinama dengan “Saif” yaitu “Saifullah”, kerena beliau menyakini pedang tersebut berasal dari Allah.
AbiyaDoktor sejak kecil telah dididik dalam suasana yang sangat-sangat sederhana dan religius serta semangat kepahlawanan. Guru pertama beliau adalah orang tuanya, sejak umur tiga tahun beliau telah dididik membaca Alquran, dan kitab Arab Meulayu di setiap malam. Menurut Hajjah Saudah Ali beliau sering menangis ketika mendengar lantunan ayat-ayat ilahi dikomandangkan apabila tidak dibawa ketempat orang mengaji tersebut. Ini merupakan spirit spritual dan religi yang tertanam sejak umur tiga tahun. Di sisi lain orang tuanya yang laki-laki selalu berpesan kepada beliau waktu kecil agar selalu bersabar jangan mudah terpancing dalam bergaul dan jauhi berkelahi sesama teman, kalau terpaksa harus berkalahi, maka haru bisa memenangkan perkelahian tersebut, kalau tidak sesampai dirumah akan dikenakan hukuman. Inilah diantara spirit perjuangan yang tertanam kepada beliau semenjak kecil. AbiyaDoktor merupakan anak yatim yang sudah ditinggalkan orang tuanya sejak umur 6 (enam) tahun. Chik Muhammad Syiah Cutben Al-Qurawy selaku orang tua AbiyaDoktor meninggal dunia setelah syahid dalam suatu pertempuran. Sejak itulah beliau hidup dalam keadaan sangat morat-marit dan menderita, jangankan baju baru dan jajan sekolah, makannyapun kadang-kadang hanya sekali sehari, begitulah perjuangan beliau semenjak kecil. AbiyaDoktor Dibesarkan di Geulanggah Teungeh Kota Juang Bireuen sejak berusia 12 tahun sampai tahun 1994 (Tepatnya di Dayah Darul Istiqamah yang dipimpin Teungku Chik Muhammad Basyah Haspi yang lebih dikenal dengan Teungku Teunom dan setelah Teungku Teunom wafat, dayah tersebut dipimpin oleh Almukarram Abu Kasim, TB). Disana beliau mengaji mulai dari kitab Fiqh Matan Al-Takrib, Albajuri, I'anathtu-thalibin samapai Kitab Almahally serta titab-kitab lainnya sederajat sesuai dengan budaya halaqah santri dayah di Aceh lainnya.
AbiyaDoktor {L.1973} telah berkeluarga sejak tahun 2002, dengan seorang putri dari Gampong Cot Puuk Kecamatan Gandapura yang bernama Fauzah H, Jafar Yusuf, S.KM {L. 1977}. Sebagai buah dari hasil perkawinannya telah dikarunia tiga orang anak, dua prutri, satu putra. Anaknya yang pertama bernama Tina Levia Al-Asyi {L.2002), yang kedua bernama Anas Arrazi Al-Asyi {L.2004} serta yang ketiga bernama Miranda Ulfa Al-Asyi {L.2009}.
B. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan pertamanya dikecap AbiyaDoktor adalah dari orang tuanya, sebagaimana telah dijelaskan di atas, dimana beliau sejak berusia tiga tahun telah mendapat pembelajaran tahsinul quran dan kitab arab meulayu serta dasar-dasar pendidikan agama (diniah awaliyah) berupa fardhu a’in dan fardhu kifayah dari ibunya bernama Hajjah Saudah Ali, Pada tahun 1981, usianya telah mencapai 6 tahun, beliau dimasukkan ke sekolah dasar (SD) Negeri Balee Gajah dan selesai pada tahun 1986, setelah itu beliau dimasukkan ke Dayah Darul Istiqamah Bireuen yang dipimpin Teungku Chik Muhammad Basyah Haspi (w. 1987) yang lebih dikenal dengan Teungku Teunom. Setelah lebih kurang setahun belajar di sana Teungku Teunom meninggal dunia kemudian digantikan oleh Almukarram Abu Kasim TB, BA (w. 19......).
C. Guru-Guru yang sangat mempengaruhi pemikirannya
AbiyaDoktor belajar berbagai disiplin ilmu pengetahuan baik al-ulum al-naqliyat, maupun al-umum al-aqliat. Di antara guru-guru yang sangat mempengarugi pemikirannya adalah sebagai berikut:
1. Kedua orang tuanya, beliau belajar Alquran, Fardhu ‘in dan Fardhu Kifayah melaliu kitab Arab-Meulayu (Tgk. Syik Muhammad Syah Cutben Al-Qurawy dan Hajjah Saudah Muhammad 'Ali)
2. Teungku Haji Ramli (Abaty) dan Teungku Patek belajar Ulum Aldiniyah Dasar
3. Teungku Syik Muhammad Basyah Haspy Belajar Neo-Medernitas
4. Teungku Syik Muhammad Kasim TB, BA
5. Syekh Habib Muhyiddin Al-Bakhur Al-Hasani (Guru Mursyid Thariqat Asy-Syadziliyyah)
6. Prof. Dr. Safwan Idris, MA belajar Ilmu Pendidikan
7. Mudir ‘Am Tgk Jafar Ahmad belajar Tafsir
8. Prof. Dr. Qurai Syihab belajar Tafsir Tematik Tarbawi
9. Prof. Dr. Mulyadi Kaltanegara, MA belajar Filsafat
10. Prof. Dr. Ahmad Siroji, MA belajar Politik Pendidikan
11. Prof. Dr. Hasan Asari, MA belajar ilmu Sejarah
12. Prof. Dr. Abdul Mukti, MA belajar Sejarah Islam
13. Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA dan Prof. Dr. Sulidar, MA belajar Hadis Tematik
14. Prof. Dr. Antonio Belajar Ekonomi Islam
15. Abu Tumin Blangbladeh beserta Abu Mudi belajar ulum al-naqliyah
16. Abu Kuta Krueng belajar Ilmu Tasawuf
17. Ilyas Dawood (Rektor Pertama Almuslim dan Penyiar BBC London, Inteljen Ikhwanul Muslimin) belajar Ilmu Politik (Assiasah)
18. Prof. Dr. M. Nur Fadhil Lubis Rektor UIN Sumatera Utara belajar Ilmu Logika dan berpikir sistemik.
19. Abu. H. Muhammad Ali Irsyad Belajar Ilmu Sosial, Keorganisasian dan Astronomi
20. Prof Atonio Pakar Ikonomi Islam belajar Perbankan Syari’ah dan lain-lain
21. Dan berbagai guru Thariqat lainnya yang akan disebut kemudian.
D. Kontribusi AbiyaDoktor Dalam Bidang Pendidikan
Kontribusi AbiyaDoktor dalam dunia pendidikan merupakan hal yang sangat subtansial yang perlu mendapat perhatian serius dalam mengkaji topik ini, karena AbiyaDoktor sosok yang melekat dengan dunia pendidikan dan sekarang diusianya 41 satu tahun beliau telah menghabiskan manyoritas waktunya untuk modernitas dunia pendidikan. Untuk itu kontribusinya dalam dunia pendidikan patut mendapat apresiasi oleh siapapu. Berawal dari tahun 1990 yang usinya baru menginjak 17 tahun, beliau dipercayakan menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah Darul Istiqamah Bireuen dan mengajar secara aktif di Madrasah tersebut di bawah kepemimpinan Abuya Peusangan (Dr. Teungku Murtadha Yusuf, MA). Pada tahun 1994 beliau diangkat menjadi staf pengajar di Dayah Darussa’adah Gandapura, dari situlah beliau mulai mengembangakan kontribusi nyatanya terhadap pendidikan, dengan mendidikan putra-putri bangsa ini dalam rangka menuntul al-ulum al-naqliyat siang dan malam dengan mengajar kitab-kitab yang muktabar sebagaimana kurikulum dayah-dayah di Aceh, di samping kesibukannya menyelesaikan kuliah di program sarjana lengkap Prodi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Almuslim Aceh. Tahun 1998, beliau juga diminta untuk menjadi staf pengajar dan mengabdi di laboratorium bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Gandapura, di sana beliau mengajarakan bahasa arab di laoratorium untuk siswa-siswi madrasah tersebut. Pada Tahun 1999 mengabdi diri pada Madrasah Aliyah Negeri Gandapura. Pada tahun 2000 beliau diangkat menjadi dosen tetap dengan mengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dan Metodologi Studi Islam pada pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Almuslim Aceh. Pada Tahun 2001 beliau diangkat menjadi Pembantu Ketua III bidang Kemahasiswaan pada Institut Agama Islam Almuslim Aceh. Pada tahun 2002 dilantik menjadi pembantu Ketua I bidang akademik Institut Agama Islam Almuslim Aceh. Pada Tahun 2010 beliau diangkat menjadi Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim Bireuen dan pada tahun 2014 beliau diangkat menjadi Rektor Institut Agama Islam Almuslim Aceh.
Untuk lebih jelasnya karir akademik AbiyaDoktor dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1 1990-1994 Wakil Kepala Madrasah Darul Istiqamah Bireuen Dayah Darul Istiqamah Bireuen
2 1994-2000 Staf Pengajar Dayah Darussa’ah Cot Puuk Gandapura Dayah Darussa’ad Cot Puuk Gandapura
3 1998-2000 Staf Pengajar Bahasa Arab di Labaratorium MTs.N Model Gandapura Madrasah Tsanawiyah Model Gandapura
4 1999-2000 Staf Pengajar Madrasah Aliyah Negeri Gandapura Madrasah Aliyah Negeri Gandapura
5 2000-SKR Menjadi Dosen Tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Institut Agama Islam Almusli Aceh
6 2001-2002 Pembantu Ketua III, Bid. Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Institut Agama Islam Almusli Aceh
7 2002-2010 Pembantu Ketua I bidang Akademik pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Institut Agama Islam Almusli Aceh
8 2010-2014 Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim Bireuen STAI Almuslim Bireuen Provinsi Aceh
9 2014-2018 Rektor Institut Agama Islam Almuslim Aceh di Bireuen. IAI Almuslim Aceh, Bireuen Provinsi Aceh
Di samping memegang jabatan formal akademik di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi, Beliau juga menjabat berbagai jabatan pendidikan penting lainnya, diantaranya sebagai berikut:
1 Pengurus Majelis Pendidikan (MPD) Kabupaten Bireuen
2 Komite Sekolah Sukma Bangsa Bireuen
3 Sekretaris Dayah Darul Istiqamah Bireuen
4 Wakil Ketua Yayasan Almuslim Peusangan
5 Ketua Pembina Institut Teknologi Bireuen (ITB) Bireuen
6 Pendiri Modern Islamic College (Pesantren Modern Ummulqura Indonesia)
7 Pengurus Majelis Pendidikan Dayah Aceh (MPDA)
8 Pendiri Dayah Modern Almuslim Peusangan
9 Penggagas Berdirinya Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Kabupaten Bireuen
10 Tim Penyusun Kurikulum Dayah Aceh
11 Penyusun Qanun Sistem Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen
12 Konsultan Pendidikan Karakter Kabupaten Bireuen
AbiyaDoktor Telah melakukan publikasi ilmiah (pemulisan buku). Di antaranya buku yang berjudul:
1. Buku: "Panorama Pendidikan Islam"
2. Buku: “Nalar Pendidikan Islam"
3. Buku: “Islamisasi Ilmu Pengetahuan antara Pro dan Konatra"
4. Buku: “Manajemen Pelayanan Perpustakaan"
5. Buku: “Breuen dalam Lintasan Sejarah Bangsa-Bangsa di Dunia"
6. Buku: “Pembaruan Pendidikan Islam di Aceh"
7. Buku: “Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam”
8. Buku: “Wawasan Pendidikan Islam”
9. Buku: “Korupsi dalam Perspektif Alquran"
10. Buku: “Sistem Pendidikan Dayah”
11. Kerajaan Jeumpa merupakan Kesulthanan Islam Pertama di Nusantara
12. Risalah Perjalanan Dakwah Syekhul Islam Teungku Chik Awe Geutah
Disamping itu juga pada tahun 2014 Beliau di tetapkan sebagai pengajar di Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh dengan mata kuliah Filsafat pendidikan Islam.
E. Kontribusi AbiyaDoktor Dalam Bidang Sosial Kemasyarakatan
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, AbiyaDoktor sangat terlihat peran aktifnya, diantaranya adalah beliau menjadi Pengurus disejumlah organisasi kemasyarakatan seperti: Pertama, Pengurus Forum Dewan Mesjid Asia Tenggara yang dideklarasikan di Hotel Wira Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2006. Kedua, Wakil Direktur FOKAPEDI (Forum Kajian Pendidikan Islam se Sumatera) yang bersektretariat di Medan Sumatera Utara. Ketiga, Wakil Sekjen Huimpunan Ulama Dayah Aceh yang beralamat di Banda Aceh. Keempat, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bireuen, Kelima, Sekretaris Umum MAA Kabupaten Bireuen. Keenam, Ketua Dewan pengawas Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Ketujuh, Ketua Dewan Pengawas Bank Pergreditan Rakyat Syari’ah Kota Juang Bireuen. Beliau sebagai Ketua Dewan Pengawas Bank Syari’ah telah lulus sertifikasi Bank Indonesia (BI) Republik Indonesia pada tahun 2013 di Jakarta. Kedelapan, Waki Ketua LPTQ Kabupaten Bireun. Kesembilan, Ketua Bidang Urusan Luar Negeri Insafuddin Kabupaten Bireuen. Kesepuluh, Ketua Presedium IPP-2000 Provinsi Aceh. Dan banyak lagi organisasi-organsasi lainnya yang tidak disebutkan disini. Juga aktif sebagai pimpinan formal pemerintahan dan akademisi. Beliau tercatat sebagai Kepala Dinas Syari'at Isam Kabupaten Bireuen sampai tahun 2012. Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen sampai tahun 2015.
Disamping itu AbiyaDoktor Juga sangat aktif dalam kancah Dinamika Internasional, baik pertemuan, seminar, simposium, muhibbah, lawatan, Diklat, dan dakwah serta syiar Islam. Beliau telah beberapa kali berkunjung ke Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, Ummul Qura University Saudi Arabiya, Global Universiti of Libanon, niversitas Sain Islam Malaysia, German-Malysia Institut, Universita of Thailand, Singapura University dan Perguruan-perguruan tinggi lainnya di belahan dunia.
F. Kontribusi AbiyaDoktor Dalam Bidang Sosial Keagamaan
Dalam bidang keagamaan AbiyaDoktor telah berperan secara aktif sejak tahun 1987 semasa beliau belajar di Dayah Darul Istiqamah, Betapa tidak semenjak itu beliau telah aktif dalam dunia dakwah Islam yang selalu menyampaikan dakwah, khutbah, Ceramah dan syiar Islam ke berbagai pelosok desa (Gampong), Meunasah, dan Mesjid-Mesjid. Beliau juga aktif sebagai pengurus Remaja Mesjid Kabupaten, dan Beliau juga tercatat sebagai Pengurus Forum Mesjid Asia Tenggara yang beberapa kali beliau hadir dalam furum Mesjid Asia Tenggara tersebut yang diselenggarakan diberbagai Negara Asean seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Pilipina, Brunai Darussalam dan berbagai negara asian lainnya. AbiyaDoktor tidak pernah absen dalam memberikan kontribusi positifnya.
Kontribusinya dalam bidang sosial keagamaan dapat dilihat dengan jelas ketika beliau memproklamirkan berdirinya sebuah Pesantren Modern yang diberinama dengan “Pesantren Ummul Qura (Modern Islamic College)” pada tanggal 07 Oktober 2011.
G. Penutup
Menyangkut dengan beliau merupakan Mursyid Thariqat Syadzili Al-Qurawyyah akan dijelaskan tersendiri, baik menyangkut dengan guru thariqat beliau, silsilah thariqat dan amalan-amalan thariqatnya.
Wallahu’alambissawab.